Aqiqah dalam Islam: Makna dan Pelaksanaannya

Aqiqah dalam Islam adalah penyembelihan hewan ternak, biasanya kambing, yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak | AttaufiqJariyah.com

Tim Attaufiq Jariyah

8/21/20253 min read

Pengertian Aqiqah

Aqiqah merupakan istilah yang memiliki dua dimensi makna, yaitu secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, kata "aqiqah" berasal dari akar kata Arab 'aqq yang mengacu pada rambut yang tumbuh di kepala bayi saat dilahirkan. Istilah ini mencerminkan hubungan yang erat dengan kelahiran anak. Dalam tradisi Islam, aqiqah bukan hanya sekadar merayakan lahirnya seorang anak, tetapi juga mengandung nilai spiritual dan sosial yang dalam.

Secara istilah, aqiqah didefinisikan sebagai penyembelihan hewan ternak, yang umumnya adalah kambing, sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Proses aqiqah biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran, walaupun ada pandangan yang membolehkan pelaksanaannya di hari-hari lainnya. Dalam pelaksanaannya, aqiqah memiliki rukun dan syarat tertentu yang harus dipenuhi, seperti jenis hewan yang disembelih dan distribusi dagingnya. Adapun hewan yang dipilih harus dalam kondisi sehat dan memenuhi syarat sesuai ketentuan syariat Islam.

Makna penting dari aqiqah terletak pada simbolisme rasa syukur dan pengharapan yang diungkapkan oleh orang tua. Dengan melakukan aqiqah, orang tua tidak hanya mendemonstrasikan kecintaan dan perhatian terhadap anak, tetapi juga memenuhi tanggung jawab religius yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Selain itu, melalui pelaksanaan aqiqah, terjadi juga interaksi sosial dimana daging hewan yang disembelih biasanya dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan kaum yang membutuhkan.

Dengan demikian, aqiqah mengandung nilai-nilai sosial, spiritual, dan religius yang mendalam. Hal ini menjadikannya tidak hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai praktik yang memperkuat ikatan antara keluarga, masyarakat, dan iman kepada Allah SWT.

Proses Pelaksanaan Aqiqah

Aqiqah adalah salah satu tradisi penting dalam Islam yang berkaitan dengan kelahiran seorang anak. Proses pelaksanaan aqiqah biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Dalam praktiknya, keluarga akan menyembelih hewan, umumnya domba atau kambing, sebagai bentuk syukur atas anugerah kelahiran. Apabila untuk alasan tertentu pelaksanaan pada hari ketujuh tidak memungkinkan, alternatif waktu yang diperbolehkan adalah pada hari keempat belas atau kedua puluh satu setelah kelahiran.

Pada hari pelaksanaan aqiqah, sebelumnya disarankan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Hal ini termasuk memilih hewan yang sehat dan memenuhi syarat aqiqah. Di dalam ajaran Islam, seekor domba dapat disembelih untuk bayi perempuan, sedangkan untuk bayi laki-laki, disarankan dua ekor domba. Proses penyembelihan hendaknya dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariat, termasuk memastikan bahwa hewan yang disembelih dalam keadaan sehat dan tidak mengalami sakit.

Setelah hewan disembelih, dagingnya biasanya dibagikan kepada tetangga, kerabat, serta orang-orang yang membutuhkan. Hal ini menggarisbawahi semangat membagikan kebahagiaan atas kelahiran. Selain itu, ritual penting lainnya dalam pelaksanaan aqiqah adalah pencukuran rambut bayi. Pencukuran ini biasanya dilakukan sehari setelah penyembelihan hewan atau bersamaan dengan pelaksanaan aqiqah. Rambut bayi yang dicukur tersebut sebaiknya ditimbang, dan hasil dari timbangan tersebut disarankan untuk disedekahkan dalam bentuk emas atau perak. Dengan melaksanakan aqiqah, keluarga tidak hanya menunjukkan rasa syukur tetapi juga memperkuat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar.

Pembagian Daging Aqiqah

Pembagian daging aqiqah merupakan langkah penting setelah pelaksanaan sembelihan. Dalam tradisi aqiqah, daging yang dihasilkan dari hewan ternak disembelih sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran anak. Setiap keluarga yang melaksanakan aqiqah dianjurkan untuk membagikan daging tersebut ke berbagai pihak, menciptakan hubungan sosial yang lebih erat dalam komunitas. Penentuan siapa saja yang berhak menerima daging aqiqah perlu dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial dan kebersamaan dalam masyarakat.

Umumnya, daging aqiqah dibagikan kepada anggota keluarga, tetangga, dan fakir miskin. Kerabat dekat seperti nenek, kakek, dan saudara sering menjadi prioritas penerima. Hal ini bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi dan memastikan bahwa semua anggota keluarga terlibat dalam kegembiraan dan syukur atas kelahiran anak. Selain itu, membagikan daging kepada tetangga juga bagian dari praktik berbagi, yang menunjukkan kepedulian sosial dan dapat meningkatkan keharmonisan dalam lingkungan rumah.

Aspek penting dalam pembagian daging aqiqah adalah penyampaian kepada mereka yang membutuhkan, terutama fakir miskin. Dengan memberikan daging kepada mereka, keluarga yang melaksanakan aqiqah tidak hanya bersyukur atas nikmat yang diberikan, tetapi juga membantu meringankan beban orang lain. Proses ini merefleksikan rasa empati dan solidaritas sosial, yang menjadi fundamental dalam masyarakat Muslim. Dengan demikian, pembagian daging aqiqah tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga cara untuk memperkuat ikatan sosial, menyebarluaskan kebaikan, dan memperkaya sifat kemanusiaan dalam komunitas.

Keutamaan dan Hikmah Aqiqah

Aqiqah, sebagai praktik yang dianjurkan dalam Islam, memiliki banyak keutamaan dan hikmah yang mendalam bagi orang tua dan masyarakat. Salah satu keutamaan utama dari aqiqah adalah pahala yang dijanjikan bagi orang tua yang melaksanakannya. Menyembelih hewan aqiqah sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak merupakan tindakan ketaatan yang berpotensi mendatangkan berkat dan rahmat bagi keluarga. Proses ini tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga merupakan bentuk pengorbanan yang mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan kasih sayang kepada anak.

Mengadakan aqiqah juga memiliki makna dalam pembentukan karakter anak. Dengan melaksanakan aqiqah, orang tua diharapkan untuk mengedukasi anak tentang pentingnya berbagi dan bersedekah. dalam tradisi aqiqah, daging yang diperoleh tidak hanya dinikmati oleh keluarga, tetapi juga dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang peduli terhadap orang lain. Di sisi lain, nilai-nilai keadilan dan kasih sayang dalam ajaran Islam terwakili melalui pelaksanaan aqiqah.

Budaya aqiqah juga mengandung hikmah yang luas bagi masyarakat. Tradisi ini sering kali menjadi ajang untuk memperkuat silaturahmi dan membangun relasi sosial antar tetangga serta kerabat. Event aqiqah sering dihadiri oleh banyak orang, yang menciptakan suasana kebersamaan dan saling mendukung. Selain itu, pelaksanaan aqiqah mencerminkan prinsip-prinsip kebersamaan dan toleransi, yang sangat penting dalam masyarakat majemuk. Dengan demikian, aqiqah tidak hanya memberikan manfaat individual bagi anak dan orang tua tetapi juga berkontribusi pada harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

https://attaufiqjariyah.com/aqiqah-anak-pekanbaru